Peran Perawat dalam Membimbing Ibadah Pasien

Perawat adalah salah satu profesi di bidang kesehatan yang memiliki peran dalam merawat dan menjaga kesehatan pasien. Peran Perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan. Perawat harus memiliki visi Transcendental yaitu perawat yang memiliki tujuan tidak hanya kesejahteraan di dunia tetapi pengabdian dan perilakunya ditujukan untuk ibadah dan kesejahteraan akherat (hereafter, afterlife, eternity). Salah satu ciri perawat yang memiliki visi transcendental yaitu membimbing pasien dalam beribadah.

Ibadah merupakan ukuran dan wujud kecintaan manusia kepada Allah SWT. Semua bentuk aktifitas perbuatan manusia mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali adalah merupakan ibadah, bila dilaksanakan sesuai dengan tuntunan syari’at. Segala macam bentuk ibadah semata-mata ditujukan untuk mencari ridha Allah SWT, dengan dasar Aqidah dan pokok-pokok ajaran Islam.

Berdasarkan QS. Al An’am ayat 162-163 :
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

ﻵشَرِيكَ  لَهُ وَبِذَٰلِكَمِرْتُأُوَأَنَاأَالْمُسْلِمِينَ

Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).

Ibadah merupakan aspek spiritual. Menurut WHO (1984), aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari pengertian kesehatan seutuhnya. Melalui ibadah pasien mendapatkan ketenangan jiwa, pencerahan, dan rasa nyaman. Oleh karena itu, seorang perawat harus memperhatikan aspek spiritual pasien dengan cara membimbing ibadah pasien.

Sebelum perawat membimbing ibadah pasien hendaknya perawat membaca doa menjenguk orang sakit pada awal pertemuan

اللَّهُمَّرَبَّالنَّاسِأَذْهِبِالْبَأْسَﺍﺸﻒﺍﻨﺕالشَّافِي لاَ شِفَآءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَشِفَاءًلاَ يُغَادِرُسَقَمًا

Artinya: Ya Alloh semoga engkau menghilangkan penyakit wahai Tuhan manusia, dan berilah kewarasan, sebab Engkau adalah Dzat yang memberi kewarasan, tiada obat kecuali obat Engkau yang menghilangkan penyakit.

Ada berbagai macam cara perawat dalam membimbing ibadah pasien yaitu:

1. Membimbing ibadah sholat pasien

Jika waktu sholat telah tiba, perawat sebaiknya mengingatkan waktu sholat kepada pasien. Ketika pasien hendak melakukan sholat hendaknya perawat membantu dan membimbing pasien dalam melakukan ibadah sholat.

Meskipun pasien dalam keadaan sakit, Allah memberikan kemudahan kepada manusia yang keadaan sakit dalam melaksanakan ibadah yaitu sholat dalam posisi sesuai dengan kemampuan pasien. Sekiranya tidak mampu berdiri bolehlah solat sambil duduk. Jika tidak mampu duduk maka hendaklah mengiring di atas rusuk kanan/kiri dan menghadapkan dada dan mukanya ke arah kiblat. Jika tidak boleh mengiring maka hendaklah melentang dengan kakinya menghadap kiblat dan kepala diangkat sedikit. Dalam keadaan tidak mampu melakukan ruku’ dan sujud maka solatlah dengan isyarat kepala sahaja atau dengan mata apabila tidak mampu dengan kepala. Seterusnya dengan hati sahaja sekiranya tidak mampu dengan mata.Hadist Riwayat Al Bukhari: Dari Imran bin Hashin (r.a) telah berkata Adalah aku menghidap buasir maka aku bertanya Rasulullah s.a.w. dari hal solat, maka berkata Rasulullah s.a.w. Solatlah dalam keadaan berdiri, maka jika kamu tidak mampu, hendaklah kamu duduk, jika kamu tidak mampu maka hendaklah kamu mengiring..

2. Membimbing bersuci diri

Perawat harus dapat membimbing pasien ketika pasien ingin bersuci diri. Bagi pasien yang tidak dapat bersuci diri dengan cara berwudu’ diperbolehkan bersuci diri dengan cara tayammum. Tayammum adalah menyapu muka dan kedua belah tangan meliputi siku dengan debu tanah yang bersih mengikut syarat-syarat yang tertentu. Ia difardukan sebagai ganti wudu’ atau mandi wajib. Tayammum merupakan salah satu suatu kemudahan yang diberikan oleh Allah S.W.T. kepada umat Islam dalam melakukan ibadah.

Kemudahan tayammum menunjukkan bahawa sembahyang lima waktu sehari semalam wajib dikerjakan oleh setiap orang Islam sekalipun mereka sedang sakit atau dalam ketiadaan air untuk bersuci dari hadas kecil atau hadas besar.

Hadist Riwayat Muslim, dari Huzaifah r.a, katanya : Rasulullah s.a.w bersabda: …..dan (di antara keistimewaan yang diberikan Allah Taala kepada kami ialah) dijadikan bumi ini seluruhnya sebagai tempat sembahyang untuk kami, dan tanahnya pula dijadikan untuk kami sebagai alat untuk bersuci apabila kami tidak mendapat air. Hadis tersebut menyatakan sebagian dari keistimewaan dan kemudahan beribadah yang diberikan oleh Allah S.W.T. kepada junjungan kita Nabi Muhammad s.a.w. dan umatnya berbanding dengan nabi-nabi terdahulu dan umat mereka masing masing.

3. Membimbing berdoa dan berdzikir

Dalam merawat pasien seorang perawat harus dapat membimbing pasien dalam berdoa dan berdzikir agar pasien mendapatkan ketenangan. Doa adalah permohonan yang dimunajatkan ke hadlirat Allah swt, Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Pengampun. Zikir adalah salah satu cara untuk mengingat kepada Allah SWT. Dengan berzikir hal-hal yang berat menjadi ringan, begitu pula dengan mereka yang terserang dengan penyakit medis maupun non medis, perbanyaklah berzikir karena Allah menurunkan penyakit berikut obatnya, dan obat yang paling efektif dan manjur adalah dengan mengingat dan mengembalikannya kepada Allah.

Dipandang dari sudut kesehatan jiwa, doa dan dzikir mengandung unsur psikoterapeutik yang mendalam. Terapi psikoreligius tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan psikoterapi psikiatrik, karena ia mengandung kekuatan spiritual atau kerohanian yang membangkitkan rasa percaya diri dan rasa optimisme. Dua hal ini, yaitu rasa percaya diri (self confident) dan optimisme merupakan dua hal yang amat esensial bagi penyembuhan suatu penyakit disamping obat-obatan dan tindakan medis lainnya.

Semua penyakit yang ada di muka bumi ini adalah salah satu peringatan dari Allah SWT, dan tidak ada satupun manusia yang sanggup mengobati berbagai macam penyakit tanpa izin dan kekuatan serta ilmu dari Allah SWT. Dalam hadist H.R. Muslim dan Ahmad “Setiap penyakit ada obatnya. Jika obat itu tepat mengenai sasarannya, maka dengan izin Allah penyakit itu akan sembuh”

Referensi :

Al- Qur’an

Materi kuliah “Transcendental”

www.terapi.dzikrullah.org